Masha's Spooky Stories - English Episodes Compilation 2017! Masha and The Bear. Masha decided to.
. Seiring dengan pertumbuhan kegiatan perfilman di Yogyakarta, festival film juga lahir dan berkembang atas dukungan penonton.
Kehadiran penonton menjamin keberlangsungan peristiwa budaya semacam ini. Sepanjang 2017, banyak hal menarik ditinjau dari keragaman film-film yang beredar. Keragaman tersebut bukan muncul begitu saja tetapi hasil dari perkembangan sebuah proses yang berlangsung di industri film Indonesia.
Stabilnya pertumbuhan jumlah judul dan penonton film Indonesia turut disumbangkan oleh pertumbuhan industri bioskop di tanah air. Namun, nyatanya bioskop masih belum dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat. Sekitar sepuluh tahun lalu bioskop Blok M Plaza 21 sangat potensial bagi film nasional. Bahkan, pernah terjadi seluruh enam layarnya memutar hanya film nasional. Itu tak pernah terjadi lagi.
Daftar nomine dan pemenang di FFI 2017. produksi Kalyana Shira Foundation dan film pertama sutradara Asrida Elisabet meraih penghargaan terbaik untuk kategori film dokumenter panjang dalam Festival Film Dokumenter yang berlangsung 7-12 Desember 2015 di gedung Societet Taman Budaya Yogya, IFI-LIP, dan Tembi Rumah Budaya, Yogya. Tiga film Indonesia meraih penghargaan dalam Jogja Netpac Asian Film Festival (JAFF) ke10 yang berakhir 6 Desember 2015 malam di Taman Budaya Yogyakarta, meskipun penghargaan tertinggi festival (Golden Hanoman Award) jatuh pada film dokumenter Cambodian Son karya Masahiro Sugano (produksi Kamboja, AS, Perancis dan Inggris).
Penghargaan Silver Award diraih oleh Swap karya Remton Siega Zuasola dari Filipina. Sinematografi film ini berbeda dari film-film remaja lainnya, di sini dunia remaja bukan gambar lembut dan cerah berwarna-warni mencolok yang menyarankan keceriaan dan semacam kenaifan melainkan gambar tajam yang berwarna cenderung realistis dan berkesan kontemplatif.
Cinema Lovers Community (CLC) adalah komunitas lokal yang sudah membuktikan diri tahan banting. “Puncak” kegiatan komunitas ini adalah Festival film Purbalingga yang berlangsung setahun sekali selama bulan Mei.
Festival ini juga punya program unik: Layar Tanjleb yang diadakan dari desa ke desa. Hambatan-hambatan yang dihadapi komunitas ini membuka mata para pengurusnya bahwa kegiatan “mencintai” film ternyata harus berhadapan dengan urusan sosial-politik lokal, seperti bisa dibaca dari wawancara Windu Jusuf, penulis FI dan Cinema Poetica dengan para aktivis CLC berikut. Saya justru menyayangkan soal distribusi layar bioskop.
Katakanlah begini, seharusnya ada kesempatan bagi film-film Indonesia untuk jadi tuan rumah. Kasih kesempatan lebih besar agar jumlah orang yang nonton juga makin banyak. Ada satu perubahan yang yang kita kenal dengan reformasi, tapi korban yang berjatuhan juga banyak. Kan maunya kejadian itu tidak terulang lagi. Kalau mau ada perubahan ke arah yang bagus, ya bagus. Namun, jangan sampai ada korban.
Kalau ada tawaran lagi untuk berpartisipasi dalam film laga, saya percaya kalau saya sanggup. Dengan catatan, standarnya seperti film ini.
Soalnya sejak kecil saya memang sudah menyukai genre ini. Bisa ikut bermain dalam film ini adalah mimpi yang jadi kenyataan. This is a dream come true!”.
'Venice itu festival film yang buat saya paling sentimental.' Tahun 2011 silam, ketika Sidi diundang ke Festival di Udinese, ia sempat jalan-jalan ke Venice.
Hari berikutnya Sidi menerima kabar ayahnya meninggal. “Ayah adalah orang pertama yang memperkenalkan saya dengan kamera.' . Seiring dengan pertumbuhan kegiatan perfilman di Yogyakarta, festival film juga lahir dan berkembang atas dukungan penonton. Kehadiran penonton menjamin keberlangsungan peristiwa budaya semacam ini.
Stabilnya pertumbuhan jumlah judul dan penonton film Indonesia turut disumbangkan oleh pertumbuhan industri bioskop di tanah air. Meski saat ini banyak pemain yang terlibat, nyatanya bioskop masih belum dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat, baik dari aspek geografis, maupun daya beli. Terdapat beberapa hal menarik dari perjalanan film Indonesia sepanjang 2017. Pada beberapa indikator seperti jumlah layar dan penonton menunjukkan adanya pertumbuhan. Dari segi jumlah film beredar, terdapat penurunan dibandingkan dengan tahun 2016 tetapi dalam jumlah yang tidak signifikan.
Bahkan bila dilihat dari pembagian perolehan penonton, berkurangnya jumlah film beredar di tahun 2017 juga dapat dipandang positif. Film ini tidak sepenuhnya gagal menceritakan kisah manusia-manusia gagal, tapi ada diskrepansi yang signifikan di antara temanya yang personal dan bahasanya yang komersil—yang sering memaksakan yang personal menjadi politikal, dan yang politikal menjadi personal. Selama hampir keseluruhan 80 menit film ini, penonton hanya disuguhi sosok Nay ngobrol di telepon di dalam mobil dengan berbagai karakter lain yang tidak pernah kelihatan sosoknya. Di akhir film, kita jadi mengerti banyak tentang dilema-dilema kehidupan yang dihadapi Nay sekarang. Filosofi Kopi bukan film yang penuh filosofi.
Cerita-cerita tentang obsesi, persahabatan, penemuan jati diri, serta rekonsiliasi hubungan anak dan orang tua juga tidak menawarkan hal yang baru. Maka, jika diibaratkan kopi, ia bukan kopi tubruk, apalagi kopi tubruk yang dibuat dari biji Kopi Tiwus. Film ini adalah secangkir cappuccino: ringan, tetapi nikmat diminum.
: perlu sobat ketahui film masha and the bear ini adalah film kartun terbaru yang isi di dalamnya menceritakan sebuah kejadian dari rakyat rusia loh, film kartun ini adalah salah satu film favorit adik saya, dan kebetulan sudah ada subtitle Bahasa Indonesianya di Jawa, nah dari pada film ini hanya adek saya yang menonton, jadi lebih baik saya sharing ke teman teman semua, mungkin barangkali ada sobat yang ingin menonton Video Masha and The Bear Bread Full Episode Lengkap dengan Subtitle Indonesia nya ini ya buruan saja di unduh videonya ini, dalam video masha and the bear ini berformat. 3gp dan Mp3, Mp4. Jadi bisa sobat putar di handphone juga loh.hehe. Serta nantinya pada video ini terdapat beberapa adegan lucu dan seru sob yaitu bermain gitar yang nge rock, bermain piano, acara ulang tahun. Dalam bahasa Rusia, Masha merupakan panggilan kecil dari Maria - nama yang umum digunakan di sana.
Ia ini gadis kecil usia TK yang super duper aktif (bisa disebut hiperaktif?), yang mempunyai kecenderungan sifat jahil. Kesenangannya main-main dan mengganggu karakter lain dalam kartun ini, terutama Bear aka beruang. Ulah jahil Masha kerap menjengkelkan dan membuat pusyiiing karakter lain di serial film terbaru ini. Kata-kata yang paling disukainya adalah 'Come Play with Me' - pasti membuat yang lain lari tunggang langgang.
Wajahnya imut, matanya indah, cemilan favoritnya adalah lolipop, dan selalu mengenakan kerudung berwarna ungu ( khas janda).